Saturday, April 17, 2010

Perbanyak ML: Kunci Sukses iB mempertahankan sustainability


Beberapa tahun terakhir istilah Sustainability semakin popular di kalangan para executive bisnis. Seiring dengan persaingan bisnis yang semakin keras dan perkembangan informasi yang sangat cepat, Sustainability seakan menjadi “magic word” bagi para executive pengambil keputusan dalam setiap perusahaan untuk dapat mempertahankan “kapal” bisnis mereka agar tidak karam.

Bank Syariah (atau lebih dikenal dengan iB) sebagai “Baby Boomer” dari industri perbankan saat ini pun tidak terlepas dari demam “S” ini. Sebenarnya apa sih arti dari Sustainability itu sendiri. Berikut adalah beberapa definisi yang penulis dapatkan dari beberapa referensi :

“Sustainability is the capacity to endure” (Wikipedia)

“Sustainability has been defined as the capacity to withstand, endure, nurture and prolong over time. An ability to continue that should not be confused with simply surviving, but rather maintaining the vitality and strength to build on, enhance and thrive” (Alan Sheppard, IMS Health)

Kedua definisi tersebut pada intinya menekankan pada hal yang sama yaitu kemampuan untuk bertahan suatu organisme ataupun suatu organisasi dalam suatu rentang waktu yang panjang. Yang menarik adalah Alan Sheppard dalam jurnal IMS health menyatakan bahwa kemampuan ini seharusnya tidak hanya diartikan oleh kemampuan untuk bertahan hidup (Simply Surviving) tetapi lebih kepada kemampuan suatu organisasi dalam memelihara vitalitas dan kekuatan yang dimilikinya untuk terus bertumbuh. Ada suatu pernyataan menarik dari Jakob Oetama ketika beliau berbagi ilmu kepada para Kompasioners dalam forum “Kompasiana Modis” bulan lalu, beliau sering bertanya pada dirinya “sampai kapan Kompas Group memiliki hak hidup dalam bisnis media?” . Jika di tarik benang merah antara pernyataan Alan Sheppard dengan Jakob Oetama maka kesimpulannya adalah untuk dapat tetap memiliki hak hidup yang panjang dalam dunia bisnis maka suatu organisasi mutlak harus dapat mempertahankan vitalitas dan kekuatannya tersebut.

Strategy setiap organisasi dalam rangka terus memperpanjang hak hidup mereka tentunya berbeda-beda. iB sebagai suatu organisasi yang unik – Penulis sebut unik karena produk dan proses bisnis yang dimiliki oleh iB sangat berbeda dengan industri lain – dan notabene membawa jargon “Syariah” haruslah membuat strategi yang “iB banget” – seperti istilah ABG saat ini –.

Menurut penulis, strategy untuk tetap sustain suatu organisasi sebaiknya memperbanyak ML. Nah loh? Tenang, ML yang ini dijamin halal dan tidak porno. ML itu terdiri dari :

(1). Make Less liquidity and give more credit to poor people. Fungsi utama bank sebagai financial intermediary saat ini sedang terkikis habis dan sudah waktunya iB tampil sebagai solusi dengan cara mengurangi asset-asset likuid dan memperbanyak penyaluran kredit terutama kepada orang-orang miskin. Pekan lalu, di Metro TV, penulis menyaksikan acara from Zero to Hero yang menampilkan sosok seorang wanita muda yang bersama dengan suaminya meluangkan waktu, dana dan tenaganya demi memberikan ”cahaya” penerangan kepada para penduduk desa miskin. Salah satu pernyataan beliau yang sangat penulis ingat adalah : “Ayah Saya selalu bilang bahwa doa orang-orang miskin sangat didengar oleh ALLAH..”. iB sebagai suatu organisasi yang membawa embel-embel “syariah” dalam kesehariannya sudah sepatutnya menaruh perhatian kepada orang-orang miskin di desa-desa sehingga kelak doa-doa mereka di dengar ALLAH dan keberkahan turun kepada iB.

(2) Make a Learning, harus ada suatu program berkelanjutan yang melakukan edukasi baik pada nasabah, non-nasabah dan tentunya kepada karyawan iB sendiri. Dalam Islam, tradisi belajar merupakan suatu tradisi yang sudah dimulai sejak 14 abad lalu di canangkan oleh ALLAH Swt. Oleh karena itu sudah saatnya iB memikirkan cara-cara innvoatif dan kreatif untuk terus mengedukasi para stake holdernya

(3) Make Life easier, suatu ketika boss penulis di kantor seorang expatriate asal Polandia berkata : “My aim here is to make other people life easier”. Nah, iB sebagai organisasi syariah sudah sewajarnya memikirkan bagaimana cara untuk membuat hidup para nasabahnya menjadi lebih mudah. Mungkin dengan cara menawarkan produk-produk dengan bahasa yang lebih “down to earth” atau dengan menambah co-creation dengan bank syariah lain dalam hal penyediaan fasilitas-fasilitas seperti ATM, dsb

(4) Make it Loud, nah yang satu ini juga tidak kalah penting, karena saat ini masyarakat sudah cenderung terikat dengan media jadi sudah saatnya iB memberikan porsi yang lebih besar untuk “menyuarakan” aktivitas-aktivitasnya. Dalam ilmu marketing, teknik make it loud ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yang sedang popular adalah dengan menggunakan metode “viral marketing” atau “getok tular”. Belum lama ini, suatu produk obat sakit kepala menggunakan teknik ini dengan cara menciptakan “tokoh” imaginasi yang disebarluaskan via dunia maya. Teknik ini cukup booming di situs “youtube” dan sempat menjadi pembahasan hangat di kompas.com dan yahoo.

(5) Melek Larut, berbeda dengan keempat ML lainnya, kali ini lebih kepada “spiritual” effort. Penulis percaya bahwa setelah semua aktifitas “raga” dilakukan maka sudah waktunya Kita memohon kepada yang Maha memberi untuk diberi kemudahan dan keberkahan. Para executive iB sudah selayaknya menjadi “living example” bagi para semua staff dalam hal “spiritual effort” ini. Mungkin bisa dijadwalkan kan secara rutin setiap bulan atau setiap dua bulan dilakukan sholat malam berjamaah bagi para staff.

Penulis yakin dengan strategy 5 ML ini iB bisa menjadi sangat unik, ulet dan mampu untuk mempertahankan vitalitas dan kekuatannya walaupun badai besar menerpa.

Artikel ini dapat dilihat di :

http://ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2010/04/18/perbanyak-ml-kunci-sukses-ib-mempertahankan-sustainability/


No comments: